SEHAT-SEHAT KITA SEMUA
Oleh
UMI SETYANINGSIH, S.T., M.Pd
Guru Mapel IPAS SMKN 1 SAYUNG DEMAK
Kesehatan mental sejatinya adalah kondisi sehat dan sejahtera, yang memungkinkan individu supaya berinteraksi secara positif dengan orang lain, dan mengatasi perubahan hidup. Kesehatan mental bukan hanya tidak memiliki penyakit mental atau gangguan psikologis, melainkan juga kemampuan untuk beradaptasi dan berfungsi secara baik.
Dimensi fisik terkait dengan kesehatan fisik secara keseluruhan, seperti tingkat ketergantungan pada teknologi, gaya hidup yang cenderung kurang aktif secara fisik, dan penggunaan yang berlebihan terhadap media sosial yang berdampak pada aspek fisik dari kesehatan mental. Dimensi emosi terkait dengan aspek emosi guru dalam memanajemen emosi yang dipengaruhi juga faktor usia dan pengalaman hidup dan meningkatkan kesehatan mental seperti kemampuan untuk mengelola stres, memahami dan mengungkapkan emosi dengan sehat, serta memiliki harga diri yang positif. Dimensi sosial terkait dengan pentingnya hubungan sosial dalam kesehatan mental, seperti dukungan teman, keluarga maupun keaktifan dalam komunitas.
Berada didalam kehidupan yang dinamakan generasi Z, tentunya yang merasa dalam kehidupan generasi milenial sangat berbeda. Bisa juga dipahami masing-masing diri. Jika segala sesuatu suka dibuat story yang terkadang tidak sama realita jika mau diterima biasa diambil baiknya dibuang yang tidak baiknya. Tidak semua yang tampak, benar-benar ekspetasinya. Semua perlu komunikasi. Siswa terkadang membuat story mereka yang bagus-bagus mengarah untuk motivasi baik, kita sebagai guru mendukung supaya menjadi termotivasi baik sesuai dengan ajaran agama yang dianut. Jika siswa membuat story tidak bagus, kita sebagai guru mengarahkan dan mengingatkan peserta didik untuk tujuan sekolah itu apa sesuai dengan ajaran agama yang dianut juga.
Terkadang guru ada spot jantung ketika mendengar kenakalan peserta didik, tetapi kita sebagai guru ingat lagi ke agama dan bukankah kita sudah mempelajari ilmu jiwa mengajar dijenjang kuliah dulu. Sehingga kesehatan mentalguru bisa terjaga. Apalagi kita sudah mengerjakan soal-soal psikotes yang sudah ditempuh berkali-kali, yang menunjukkan kewarasan kita sebagai guru dengan skor yang kita raih.
Kita sebagai guru memberikan pandangan ke peserta didik, sesuatu yang bernilai positif bisa kita gapai. Jangan ada kata tidak bisa atau tidak mampu. Kita sebagai guru juga mencontohkan ke peserta didik mengikuti kegiatan yang yang positif dan bisa dijadikan contoh ke peserta didik dengan salah satunya mengikuti perlombaan seperti mengikuti lomba artikel seperti di platform guru inovatif ini. Peserta didik sudah mempunyai akun masing-masing di id.belajar mereka, mereka bisa membuat apapun di canva yang bagus dengan memakai akun belajarnya. Mereka bisa mengeksplor pengetahuan yang luas. Itu salah satu dari sekian banyak manfaat belajar di era generasi Z sekarang ini.
Guru bisa mengembangkan kreatifitasnya dengan passionnya sendiri-sendiri. Ada yang passion di bidang olah raga, ada yang passionnya mengetik, ada passionnya dibidang lainnya. Dengan mengembangkan passion yang ada dan tidak meninggalkan tugas utama sebagai guru, menurut saya kesehatan mental guru bisa terjaga dan sehat-sehat selalu untuk kita semua.
Didalam agama juga dikatakan Allah tidak membebani seseorang di luar kemapuannya (Al Baqarah:286)
Penyunting: Putra