Pembaca yang budiman mungkin masih ingat dengan tema yang diusung untuk memperingati hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2021 silam. Ramai pengguna media sosial dari bidang pendidikan menggunakan tagar merdeka belajar dan twibbon yang dirilis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menyemarakan peringatan hari pendidikan tersebut, termasuk saya sendiri.
Sebenarnya istilah merdeka belajar telah terdengar gaungnya sejak tahun 2019 (tepatnya pada peringatan Hari Guru) dan menjadi salah satu gagasan baru Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Beliau menjelaskan merdeka Belajar adalah unit pendidikan, seperti sekolah, guru-guru dan muridnya mempunyai kebebasan dalam hal ini kebebasan untuk berinovasi dan kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Tidak mengherankan istilah Merdeka Belajar menjadi kunci dan semangat utama dalam penentuan arah pendidikan Indonesia selanjutnya demi terwujudnya Indonesia emas 2045. Melalui Merdeka Belajar akan lahir generasi emas yang unggul serta memiliki profil pelajar Pancasila yang diharapkan dapat memberikan kado terbaik dalam peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia dan generasi yang dicatat oleh tinta emas sejarah sebagai generasi yang berhasil meraih kegemilangan bonus demografi 2045.
Untuk mewujudkan visi besar tersebut, hingga 28 Maret 2023 Kemendikbudristek telah meluncurkan 23 episode Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka adalah salah satunya. Selain mewujudkan visi besar Indonesia emas 2045, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan kemandirian kepada siswa dalam pembelajaran, serta meningkatkan kreativitas dan keberanian dalam mengambil keputusan. Pelaksanaan kurikulum ini diharapkan dapat memperbaiki krisis pembelajaran di Indonesia yang telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun (berdasarkan skor PISA) serta sebagai upaya pemulihan learning loss pasca pandemi Covid-19. Selain itu Kurikulum Merdeka juga lahir untuk menjawab tantangan zaman berupa isu-isu global terkini seperti perubahan iklim global, teknologi digital, industri multinasional dan transformasi budaya.
Meskipun Kurikulum Merdeka baru diluncurkan pada 11 Februari 2022, sebenarnya kurikulum ini sudah dilaksanakan mulai Juli 2021 di seluruh Sekolah Penggerak Angkatan 1 dari tingkat PAUD sampai dengan SMA dengan nama Kurikulum Sekolah Penggerak atau Kurikulum Prototipe. SMA Islam Terpadu Ukhuwah Banjarmasin termasuk sekolah penggerak angkatan 1 yang dipercaya untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka. Sebagai bagian dari Sekolah Penggerak Angkatan 1 yang telah melaksanakan Kurikulum Merdeka selama 2 Tahun Ajaran, bisa saya katakan bahwa kurikulum ini sangat humanis karena keberpihakan pada siswa lebih terasa geloranya. Mulai dari munculnya istilah Teaching at The Right Level yang tertuang pada dokumen capaian pembelajaran, pembelajaran berdiferensiasi sampai dengan munculnya istilah Student Agency atau Kepemimpinan Siswa.
Student Agency adalah kemampuan siswa sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri. Mengutip tulisan dari buku Student Agency in the Classroom: Honoring Student Voice in the Curriculum karya Margaret Vaughn, Student Agency memberikan rasa memiliki dalam pembelajaran siswa. Tidak bisa saya pungkiri, Kurikulum Merdeka menciptakan ruang terbuka lebih banyak untuk tumbuh dan berkembangnya Student Agency . Untuk mengembangkan Student Agency nya, para pembelajar merdeka dapat memaksimalkan aspek VCO, yakni Voice (suara), Choice (pilihan), dan Ownership (kepemilikan) dalam proses pembelajaran mereka. Melalui Student Agency , siswa mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan, mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, melakukan aksi nyata serta menjadi pemilik sejati bagi proses belajarnya sendiri. Bapak dan ibu dapat membayangkan saat siswa berhasil menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Siswa di kelas akan mampu menumbuhkan motivasi internal di dalam dirinya sehingga dia mampu menghargai seluruh aktivitas pembelajarannya di kelas dan lebih jauh lagi dia akan memberikan kontribusi untuk terwujudnya visi Indonesia emas 2045.
Menumbuhkembangkan Student Agency berarti menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam dirinya. Oleh karenanya guru dapat mengambil peran sebagai berikut
1. Bangun Ekosistem Pembelajaran yang Positif Mengutip metafora Ki Hajar Dewantara tentang âmenumbuhkan padiâ, maka sudah seharusnya guru secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung tumbuh dan berkembangnya Student Agency . Guru dapat mengajak siswa untuk memberikan gambaran ideal terkait pembelajaran di kelas. Setelah muncul gambaran ideal maka langkah selanjutnya adalah melibatkan siswa dalam membuat keyakinan kelas yang disepakati bersama-sama. Budaya saling mendengarkan, menghargai dan menghormati tentu akan menciptakan suasana yang aman dan menyenangkan bagi siswa dalam menyampaikan gagasan, keingintahuan, bahkan berperan aktif dalam pembelajaran di kelas.
Saling mendengarkan, menghargai dan menghormati merupakan bagian dari pembentukkan ekosistem pembelajaran yang positif untuk memperkuat student agency siswa.
2. Pembelajaran Berdiferensiasi Bisa dikatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu bentuk kepedulian guru terhadap siswa karena memberikan ruang kepada siswa untuk menyuarakan serta memilih pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan. Guru dapat mendengar dengan seksama apa saja yang menjadi kekuatan dan kebutuhan siswa. Saat suara dan pilihan siswa dilibatkan dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, maka sesungguhnya guru telah memberikan ruang bagi tumbuhnya kepemimpinan pada diri siswa. Contoh nyata yang saya temui di kelas adalah saat siswa mengkomunikasikan pemahaman mereka dengan cara atau media yang dapat mereka pilih sendiri sesuai dengan kemampuan dan minat mereka (diferensiasi produk). Selain itu siswa juga diberikan kesempatan untuk memilih konten dan proses pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan di pertemuan berikutnya.
Memilih bentuk media untuk mengomunikasikan pemahaman pembelajaran adalah bentuk dari student agency.
3. Gunakan berbagai Teknik dalam Pembelajaran Agar siswa percaya diri dalam menampilkan Student Agency nya, saya sering menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran seperti See-Think-Wonder dan Token Talk . Di antara dua teknik tersebut Token Talk adalah favorit saya. Token Talk adalah teknik diskusi kelompok yang melibatkan penggunaan token atau benda tertentu sebagai alat untuk untuk berbicara. Ada 5 token yang harus habis digunakan siswa, yakni token untuk berpendapat, bertanya, mendukung, memberikan ide dan menyimpulkan. Ketika siswa menggunakan token maka mereka memiliki kesempatan untuk berbicara sesuai dengan fungsi pada token tersebut Teknik ini mendorong siswa untuk mendengarkan dengan lebih baik dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua siswa untuk berbicara. Tentu penggunaan Teknik ini sangat bagus untuk menumbuhkan Student Agency siswa dalam pembelajaran.
Token Talk mendorong siswa untuk mendengarkan dengan lebih baik dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua siswa untuk berbicara.
4. Jadilah Mitra Belajar Bagi Siswa Sebagai mitra belajar, baik guru maupun siswa sama-sama menjadi pembelajar. Sebagai pembelajar, guru dan siswa dapat saling memperkaya pengetahuan masing-masing bahkan dapat saling memberikan umpan balik sehingga menciptakan suasana belajar yang positif, hangat dan produktif. Selain itu guru secara aktif mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif siswa. Tak kalah penting adalah guru dapat mempertimbangkan sejauh mana tingkat tuntunan yang harus diberikan kepada siswa. Tuntunan guru sangat penting agar siswa tidak egois dalam mengekspresikan kepemimpinannya dalam pembelajaran. Tuntunan guru akan menjadikan siswa bertanggung jawab secara penuh terhadap suara dan pilihan mereka sehingga pada akhirnya siswa akan merasa memiliki proses pembelajarannya tersebut.
Penting bagi guru untuk menjadi mitra belajar bagi siswa agar dapat menuntun proses terbentuknya student agency.
Sebagai mitra belajar siswa dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
5. Lakukan Refleksi Berefleksi adalah salah satu ruh dalam kurikulum merdeka. Melakukan kegiatan refleksi akan memberikan ruang bagi siswa untuk mengambil jeda dan merenungi apakah pembelajaran yang dilakukannya sudah sesuai sehingga siswa dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan performa dalam pembelajaran. Banyak sekali model refleksi dan model 4F yang paling mudah untuk dilakukan siswa. Siswa menuliskan apa yang telah mereka capai dan tidak tercapai dalam proses pembelajarannya sendiri, bagaimana perasaan mereka, pembelajaran atau nilai apa saja yang mereka dapatkan, serta apa hal yang dapat mereka lakukan agar pembelajaran berikutnya bisa lebih bermakna. Melalui kegiatan refleksi siswa difasilitasi untuk membentuk student agency mereka karena seluruh aspek Voice (suara), Choice (pilihan), dan Ownership (kepemilikan) dalam pembelajaran tersalurkan.
Guru memandu kegiatan refleksi secara klasikal.
6. Belajar dan Bagikan Mengembangkan Student Agency erat kaitannya dengan kompetensi guru, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Oleh sebab itu sebagai guru kita harus menanamkan semangat belajar sepanjang hayat dengan mengikuti pelatihan guru, sertifikasi guru dan in house training . Banyak sekali pelatihan, baik daring maupun luring, berbayar maupun gratis. Mengikuti pelatihan secara mandiri bagi saya adalah perwujudan dari merdeka belajar. GuruInovatif.id adalah salah penyedia konten dan layanan pelatihan secara digital yang sangat membantu saya dalam meningkatkan kualitas dalam pembelajaran. Salah satu yang saya ikuti adalah Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad 21. Selain itu saya juga mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 5. Melalui PGP saya mendapatkan banyak sekali pengetahuan terkait pembelajaran yang berpihak pada siswa, termasuk melakukan praktik langsung dalam membuat pembelajaran yang dapat melahirkan SStudent Agency pada diri siswa. Selain itu saya juga berkesempatan untuk berbagi praktik baik kepada rekan-rekan sejawat sehingga bersama-sama dapat mewujudkan transformasi pendidikan Indonesia dan bersama-sama mewujudkan visi besar Indonesia, Indonesia Emas 2045.
I
In house training tentang penggunaan Token Talk.
Penyampaian program yang berdampak siswa pada Festival Panen Hasil Belajar Program Pendidikan Guru Penggerak.
Dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam penguatan Student Agency adalah bagian penting dari kurikulum Merdeka dan menjadi salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa. Melalui Student Agency , siswa diberi kesempatan untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran dan belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Selain itu siswa dapat mengembangkan enam dimensi profil pelajar Pancasila yang diperlukan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
#Guruinovatif, #LombaArtikelS3, #ArtikelGI, #LombaGI
Penyunting: Luqmanul Hakim