Pada era globalisasi ditandai dengan adanya terbukanya informasi yang cepat terutama lintas budaya asing sehingga penurunan pada toleransi dan kerukunan pun bisa terjadi. SMK Sehat Insan Perjuangan membuat inovasi kegiatan kokurikuler melalui kegiatan proyek penguatan profil pelajar pancasila dengan tema bhineka tunggal ika melalui pendidikan bermoderasi agama. Kegiatan FITRI (Field Trip Tempat Ibadah) SMK Sehat Insan Perjuangan merupakan sebuah wadah bagi peserta didik untuk menumbuh kembangkan wawasan dan pengetahuan terutama tentang tempat peribadatan lintas agama.
Untuk memperkuat nilai toleransi dan memperkaya wawasan keagamaan, SMK Sehat Insan Perjuangan mengadakan field trip ke beberapa tempat ibadah di Jombang. Pada kesempatan ini, rombongan yang terdiri dari siswa, guru, serta pendamping mengawali perjalanan dengan mengunjungi Klenteng Boo Hway Bio Mojoagung. Kedatangan kami disambut hangat oleh Bapak Wijaya Kurniawan selaku Ketua Pembina Yayasan Boo Hway Bio serta Bapak Reza Pranata Hariyanto selaku Ketua Yayasan. Setelah sambutan dari pihak sekolah dan pengelola Kelenteng, sesi materi tentang ajaran dan nilai-nilai dalam agama Konghucu disampaikan oleh tokoh agama setempat.
Perjalanan dilanjutkan ke Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno, di mana rombongan diterima dengan penuh kehangatan oleh Ibu Pujati dan Bapak Wintanu selaku pengurus harian gereja. Selain mendengarkan pemaparan, para siswa juga berkolaborasi dengan adik-adik dari SMPK dalam aksi sosial membersihkan lingkungan gereja, sebagai bentuk kepedulian bersama terhadap kebersihan rumah ibadah. Sebagai puncak kegiatan, dilakukan penandatanganan Deklarasi Kerukunan Umat Beragama oleh seluruh peserta, guru, serta perwakilan tokoh agama, yang menjadi simbol komitmen bersama dalam menjaga keharmonisan antarumat beragama.
Kegiatan ditutup dengan berziarah ke makam KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Tebuireng, Jombang. Sosok Gus Dur dikenal sebagai tokoh toleransi yang selalu mengedepankan nilai-nilai keberagaman dan persatuan. Di tempat ini, siswa diberikan wawasan mengenai perjuangan dan pemikiran Gus Dur dalam membangun keharmonisan di Indonesia. Mereka juga berdoa serta merenungkan pesan-pesan toleransi yang telah diwariskan. Melalui kegiatan ini, para siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung dalam memahami keberagaman, tetapi juga semakin menyadari pentingnya sikap saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat.
Penyunting: Putra