Dari Guru Nyasar Menjadi Guru Pembelajar - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 23 Apr 2022

Dari Guru Nyasar Menjadi Guru Pembelajar

Walau bukan dari kampus keguruan, saya memilih menjadi guru. Bukan karena diimingi gaji guru yang lumayan tetapi karena ingin memberikan kontribusi kepada bangsa lewat pendidikan. Tahun ini saya sudah 11 tahun menjadi seorang guru.

Cerita Guru

Supadilah, M.Pd.

Kunjungi Profile
1838x
Bagikan

Walau bukan dari kampus keguruan, saya memilih menjadi guru. Bukan karena diimingi gaji guru yang lumayan tetapi karena ingin memberikan kontribusi kepada bangsa lewat pendidikan. Tahun ini saya sudah 11 tahun menjadi seorang guru.

Saat kuliah saya nyambi mengajar di bimbingan belajar. Dari sana saya tahu kalau banyak siswa yang kurang motivasi belajarnya. Mungkin karena suasana belajarnya kurang menyenangkan atau guru yang kurang pas mengajarnya.

Motivasi saya jadi guru adalah membuat sekolah atau kelas menjadi menyenangkan. Kalau tidak bisa, minimal suasananya yang jadi menyenangkan. Jadi saya mengingat hal apa yang saya sukai saat di sekolah dulu. Itu saya pertahankan dan lakukan di kelas. Lalu mengingat apa yang tidak disukai. Dan itu dihindari saat mengajar.

Karena saya dari jurusan fisika murni, bukan pendidikan, maka banyak hal yang harus saya. Banyak hal yang baru. Bahkan hal-hal yang kecil sifatnya. Saat jadi guru saya baru mengenal apa itu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),kompetensi dasar, strategi mengajar, kriteria ketuntasan minimum (KKM),dan lainnya. Ya, itu hal yang baru bagi saya. Tapi saya nggak mau menyerah. Saya bergerak mencari tahu. Maka dari yang tidak tahu harus menjadi tahu.

Saya selalu memberikan afirmasi positif untuk menjadi sosok guru pembelajar. Mungkin banyak hal yang kita belum tahu dan belum bisa. Tidak apa-apa banyak yang kita tidak tahu dan tidak bisa. Yang penting adalah kemauan  untuk belajar. Dengan belajar kita menjadi tahu dan menjadi bisa.

Membimbing siswa dengan sepenuh hati agar semua bahagia (dokumen pribadi)

Saya pernah mengikuti sebuah pelatihan. Di sana pematerinya bilang ada tiga jenis guru yaitu guru nyasar, guru bayar, dan guru sadar. Guru nyasar adalah guru yang dulunya tidak ada niat jadi guru atau tidak pernah kuliah di jurusan keguruan tapi akhirnya jadi guru. Saya termasuk salah satu di dalamnya. Guru bayar adalah guru yang mau mengajar kalau dibayar. Kalau tidak ada bayarannya, dia tidak mau mengajar. Guru sadar adalah guru yang sadar dengan tugas dan kewajibannya dalam mendidik generasi muda. 

Tidak ada salahnya jika dulu atau saat ini kita termasuk guru nyasar, bahkan kalau ternyata guru bayar, ayo segera berubah menjadi guru sadar. Jika dulu niatnya keliru, ayo diperbaiki. Tak hanya menjadi guru sadar, sangat penting menjadi guru pembelajar.

Menjadi Guru Pembelajar

Walaupun sudah menjadi guru bukan berarti proses belajar itu berhenti. Saya selalu menemukan hal-hal yang baru. mendapat tantangan yang baru. Untuk itu saya harus belajar lagi. Guru harus siap untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life education).

Zaman sekarang ini, sumber belajar banyak sekali. Bisa lewat buku, internet, Youtube, diskusi, maupun seminar atau pelatihan-pelatihan. Apalagi saat pandemi, banyak sekali webinar yang diadakan. Pandemi memang membatasi mobilitas, tapi bukan berarti kita terbatas pula mencari ilmu. Bahkan semakin mudah. Lewat teknologi, kita bisa bertemu dengan tokoh-tokoh, padahal kalau tidak pandemi, belum tentu bisa ketemu.

Smangat belajar semangat mengajar (dokumentasi pribadi)

Kalau pelatihan tatap muka atau off-line biayanya mahal. Tapi lewat zoom meeting, kita bisa mendapatkan ilmu yang keren dengan biaya murah bahkan gratis. Hal ini sangat menunjang profesi guru bukan hanya dalam mengajar saja tetapi juga menunaikan amanah lainnya. Ya, saat jadi guru, tidak hanya mengajar saja tetapi ada tugas dan amanah yang harus dijalankan.

Strategi dalam Mengajar

Agar siswa paham dengan materi pembelajaran, guru boleh saja menggunakan bahasa daerah. Jika hal itu membuat siswa lebih paham. Ya, kadang beberapa hal lebih mudah paham jika dijelaskan dengan bahasa sehari-hari.

Misalnya kata ‘sama dengan’ dijelaskan dengan bahasa ‘podo’ (Jawa) dan ‘integrasi’ diganti dengan kata ‘kumpulan’ (Jawa) serta lainnya.

Guru juga harus bisa mengajar dengan menggunakan bahasa siswa. Kadang bahasa gaul atau bahasa baku. Maka guru harus paham dengan perkembangan bahasa. Misalnya bestie, circle, ambyar, bosque, dan lainnya.

“Gercep ya kerjain latihannya. Pasti kalian, bisa.”

“Siap, bosque.” Jawab para siswa. Seru juga ya percakapan seperti itu.

Bahasa siswa sekarang beragam dan kadang menggelitik. Tapi guru harus tahu juga. Fungsinya apa? Agar mudah juga dalam komunikasi. Komunikasi kan gerbang transfer pengetahuan. Dengan paham bahasa mereka, komunikasi pun lebih cair dan terhubung.

“Kalau mau mengubah mereka, masuki dulu dunia mereka”. Begitu kata sebuah ungkapan.

Melakukan Inovasi Di Saat Pandemi

Belajar Dari Rumah (BDR) akibat pandemi Covid-19 menghadirkan berbagai tantangan bagi guru untuk meningkatkan pembelajaran. Tidak hanya konten pembelajaran tetapi juga media pembelajaran. 

Salah satu strategi pembelajaran yang saya lakukan adalah dengan membuat video pembelajaran. Nah, inilah salah satu hikmah dari BDR. Bahwa guru harus meningkatkan kemampuannya. Jika saat pembelajaran tatap muka sebelum pandemi saya gagap membuat video pembelajaran, maka saat BDR harus bisa membuat video pembelajaran. 

Saya yakin, bahwa dalam banyak hal, mulanya kita memang dipaksa. Lalu menjadi terpaksa, bisa, terbiasa, dan luar biasa.

Ketimbang memakai video pembelajaran yang sudah ada, saya merasa guru harus bisa membuat membuat vide pembelajaran sendiri. Agar guru bisa memilah materi yang pas, durasi yang tepat, dan terpenting adalah agar kemampuan guru semakin berkembang dan meningkat.

Tentu tidak mudah membuatnya. Namun, sebagai guru harus mau belajar tentang banyak hal. Termasuk membuat video pembelajaran ini. Untungnya banyak digelar berbagai pelatihan pembuatan video pembelajaran. Tidak harus berbayar lho, banyak pelatihan yang gratis.

Yang terpenting adalah kemauan belajar meng-upgrade diri. Jadi pelatihan ini sifatnya pemantik. Guru harus bisa mengembangkan kemampuan diri. Kuncinya adalah banyak latihan. Practice make perfect. Latihan membuat sempurna. Maka, kunci sukses membuat video pembelajaran adalah latihan, latihan, dan latihan.

Otak saya terus berputar bagaimana cara membuat video pembelajaran? Apa konten video pembelajaran yang akan saya buat? Alat apa yang saya butuhkan? Software apa yang mudah dan gampang tapi cukup lengkap untuk membuat video pembelajaran? Apa tahap-tahap membuat video pembelajaran?

Awal-awal membuat video pembelajaran memang terasa sulit, bingung, dan sangat lama prosesnya. Satu video pembelajaran bisa memakan waktu 3 – 4 hari. Itu pun masih banyak kesalahan di sana-sini.

Saya menemui beberapa masalah, mengalami beberapa kali eror. Namun saya tidak patah semangat. Bertanya kepada teman. Minta diajari. Memanfaatkan berbagai tutorial di Youtube. Bertanya kepada teman di Facebook. 

Untungnya saya pernah ikut pelatihan menjadi Edukonten Creator yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Saat itu belum diberlakukan PSBB. Jadi saya bisa ikut langsung pelatihan di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta. 

Meskipun harus menempuh perjalanan sekitar 4 jam untuk ikut pelatihan ini, saya sangat semangat. Saya berangkat pukul 05.00 WIB dengan menggunakan Commuter Line jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang. Pelatihan dimulai pukul 08.00 WIB. Pulangnya pukul 17.00 WIB.

Di sana saya mendapat ilmu tentang penggunaan teknologi dan informasi untuk membuat pendidikan menjadi semakin menyenangkan. Salah satunya adalah membuat video pembelajaran. 

Sebuah Pengorbanan

Salah satu software untuk membuat video pembelajaran adalah Kinemaster yang dijalankan dengan smartphone. Di sinilah masalahnya. Handphone saya kurang mumpuni. 

Saat mengedit video pembelajaran, saya heran kenapa tiba-tiba keluar dari aplikasi. Saya ulangi lagi, kejadian serupa terjadi lagi. Sampai beberapa kali saya hampir putus asa. Setelah bertanya ke teman, penyebabnya adalah spesifikasi handphone saya tidak bisa memuat beberapa lapisan video. 

Handpone saya belum smart. Sering nge-hang. Sempat terpikir mau ganti handphone. Namun untuk handphone yang mumpuni tentu harganya cukup mahal. Sampai berhari-hari saya menimbang-nimbang dan memikir-mikirkannya. 

Sebab harga smartphone yang mumpuni setara dengan gaji saya per bulan. Saya juga sempat berdiskusi dengan isteri dan teman. Sampai kemudian rekomendasinya: “Kalau itu kebutuhan, rasanya tidak salah untuk dipenuhi. Kalau itu untuk melancarkan pekerjaan, maka beli.”

Akhirnya keputusan saya bulat untuk ganti handphone. Dengan harga hampir setara dengan gaji bulanan. Bagi saya sebenarnya berat. Tapi inilah perjuangan. Inilah pengorbanan. Semoga sebanding dengan hasil yang didapat. Dan benar saja, satu masalah teratasi. Saya makin lancar mengambil video pembelajaran dan mengeditnya. Tidak lagi eror-eror.

Proses membuat video pembelajaran (dokumen pribadi)

Dan ungkapan hasil tidak menghianati proses memang ada benarnya. Semakin lama semakin bisa dan mahir. Malahan saya bisa berbagi kepada rekan guru lainnya dalam membuat video pembelajaran. Benarlah bahwa kondisi sulit bisa membuka potensi dan membuat prestasi.

Ada 4 langkah dalam membuat video pembelajaran.

  1. Menulis story line
  2. Melakukan Proses Rekaman
  3. Mencari dan mengumpulkan Ilustrasi (Gambar, Aset, Animasi, dll)
  4. Proses Editing
  5. Evaluasi

Penjelasannya adalah sebagai berikut.

  1. Menulis story Line. Story line berisi pembagian isi materi pembelajaran dengan gerakan tubuh/sikap kita. menentukan kapan kita ngomong apa dengan video yang ditampilkan. Termasuk menentukan urutan materi apa yang akan ditampilkan. Story Line ini mirip kerangka karangan kalau dalam bahasa Indonesia. kebanyakan orang biasanya melewatkan langkah ini. Padahal, langkah ini sangat penting lho agar skenario video pembelajaran kita lebih rapi.
  2. Melakukan proses rekaman. Beruntungnya, di sekolah saya tersedia studio teman merekam. Meskipun masih sederhana. Tapi cukuplah untuk membuat video pembelajaran. Dalam studio itu ada layar green screen, dan tripod.
  3. Mencari aset. Saya menggunakan laptop tadi untuk browsing  gambar, ilustrasi, data-data, hingga materi pembelajaran yang akan saya sampaikan. Menurut saya penting sekali ada gambar dan ilustrasi agar membuat tampilan semakin eye cathing atau enak dipandang.
  4. Proses Editing. Dalam membuat video pembelajaran, hasilnya tidak langsung bagus. Ada bagian-bagian yang salah dan harus dihapus. Untuk editing video saya menggunakan aplikasi Kinemaster. Bisa dilakukan lewat handphone.
  5. Evaluasi. Nah, langkah ini juga sering dilewatkan. Padahal ini penting lho. Setelah video jadi, ada baiknya lakukan evaluasi. Evaluasi jangan kita sendiri yang melakukannya. Sebab bisa subyektif. Kurang teliti kalau kita sendiri yang mengevaluasinya. Tapi mintalah bantuan orang lain. Beruntung ada istri yang mendukung dan menemani. Selain men-suport dengan membuatkan teh hangat ciee… istri bertindak sebagai editor yang memberikan koreksi-koreksi pada video pembelajaran.
Proses editing video (dokumentasi pribadi)

Setidaknya ada 2 jenis video pembelajaran.

  1. Canggih/Rumit

Saya golongkan video pembelajaran dalam kategori canggih kalau sudah mirip video pembelajaran platform belajar online. Biasanya sudah pakai berbagai efek seperti green screen, memasukkan ilustrasi, video, dan efek lainnya. Biasanya memakan waktu yang cukup lama. Bisa 1-2 hari. Apalagi kalau dikerjakan sendiri. Tapi kalau dibantu oranglain atau memakai jasa edit video lebih mudah dan cepat. Memang lama, tapi kualitasnya sebanding dengan proses yang dilakukan. 

2. Menengah/Sederhana

a. Guru menerangkan materi pembelajaran di whiteboard atau kertas, kemudian di rekam. Lalu sedikit edit sana sini, kemudian rekamannya kemudian di-share ke siswa.

b. Guru membuat video pembelajaran dengan rekam layar di laptop. Bisa dengan menggunakan PowerPoint yang kemudian di-share ke siswa.

Yang penting adalah kemauan guru untuk terus belajar, berkembang, dan meningkatkan diri. Guru Supadilah

Apakah berarti tidak ada kendala lagi yang saya temui? Ternyata masih ada. Rupanya saya masih grogi kalau berada di depan kamera. Padahal tidak ada yang melihat. Anehnya saya tetap kikuk. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Saya belajar bicara dari video pembelajaran milik orang lebih bagus. Banyak tersedia di laman Youtube. Selain itu, kuncinya adalah JAM TERBANG. Kalau semakin sering membuat video pembelajaran, kita akan semakin terbiasa.

Dibanding hanya memberikan link atau tautan, membuat video pembelajaran memang lebih membutuhkan tenaga, waktu, dan pikiran yang ekstra. Susah sih susah. Capek sih capek. Tapi ketika mengingat pentingnya membuat video pembelajaran ini untuk siswa maka mau tidak mau terus membuat video pembelajaran.

 

Benefit Menggunakan Video Pembelajaran

Belajar menggunakan video pembelajaran sangat banyak benefit.

Pertama, penyampaian materi dapat diulang sebanyak mungkin dengan kondisi yang selalu sama atau keadaan tidak berubah. Hal ini sangat membantu bagi siswa yang kurang mengerti dengan materi dan perlu pengulangan, maka materi pembelajaran itu bisa diulang sebanyak mungkin dengan cara penyampaian, isi penyampaian dan kondisi penyampai yang masih sama.

Kalau tatap muka, saat guru diminta menerangkan lagi, pasti tidak akan sama 100%. Ada bagian yang berbeda. Juga psikologis guru yang bisa berbeda. Satu dua kali siswa bertanya pada masalah yang sama mungkin guru masih akan sabar. Tapi kalau sudah berkali-kali bertanya, tidak jamin guru bisa menghadapinya dengan sabar.

Kedua, Pemilihan atau penentuan materi sangat selektif. Guru sangat memilih kata-kata, kalimat, atau penyampaian yang efektif dan efisien. Membuang yang tidak perlu. Meskipun, tetap harus ada juga unsur keceriaannya.

Ketiga, guru pasti menampilkan performa yang maksimal saat membuat video pembelajaran. Tentu guru tak ingin penampilannya biasa saja. Guru sangat menjaga penampilannya agar tampil maksimal. Mungkin berbeda dengan tatap muka yang kadang guru berpenampilan apa adanya.

Keempat, audio visual membuat materi pembelajaran menjadi lebih menarik. Tampilan gambar, ilustrasi, video sangat disukai oleh siswa.

Satu per satu video pembelajaran selesai saya buat. Dari yang lumayan susah sampai yang sederhana. Saya mengajar Fisika Kelas XI dan Matematika  Kelas X. Mengajar mata pelajaran itu punya tantangan yang cukup berat. Lha wong tatap muka saja tidak mudah. Apalagi dengan daring. Maka, saya harus  terus berpikir ekstra. Menghadirkan pembelajaran yang bisa dipahami siswa.

Goals-nya bukan sekadar menambah viewer atau subscribe di Youtube tetapi agar siswa bisa lebih mengerti dengan materi pembelajaran. Saya pun akhirnya mahir dengan menggunakan fitur-fitur editing video pembelajaran dengan Kinemaster seperti memasukkan video, potong/sisip video, sisip gambar, sisip kata, transisi, efek teks, animasi, layer, ekspor, dan mencoba berbagai trik dalam fitur aplikasi Kinemaster. 

https://guraru.org/wp-content/uploads/2020/10/video-Youtube-Supadilah-1024x576.png
Beberapa produk video pembelajaran yang sudah saya buat (dokumentasi pribadi)

Penutup

Ada banyak cara dalam berkontribusi untuk bangsa. Setiap orang punya caranya masing-masing. Saya sebagai seorang guru, bisa berkontribusi untuk bangsa melalui pendidikan. Mudah-mudahan dengan mendidik generasi muda agar menjadi generasi berkarakter, mereka bisa menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang akan membenahi dan memajukan negeri ini. Mungkin bangsa kita punya banyak masalah. Dari generasi muda itulah, saya yakin solusi-solusi bangsa akan hadir. Saya yakin majunya pendidikan akan memajukan negara pula. Dan guru inovatif merupakan ujung tombaknya. (*)

Penulis: Supadilah. Guru di SMA Terpadu Al-Qudwah, Banten.

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Demi Penuhi Harapan Ibu, Ku Seberangi Pulau Untuk Menjadi Guru

DONO SETIAWAN

Apr 23, 2022
3 min
Membuka Zona Nyaman di Tengah Pendemi Dengan Literasi
Pesona Belajar di Lingkungan Sekolah

EVA YUSNITA, M.Pd

May 09, 2022
1 min
Simalakama : Guru di Pedalaman, Bisa Apa?
Waktu Kecilku

Dra. Sri Suprapti

May 17, 2022
4 min
Apa kabar ibu bapak guru?
4 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB