Pendidikan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia di Era Digital - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 28 Jul 2022

Pendidikan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia di Era Digital

Pendidikan merupakan penopang dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul. Karena, dengan pendidikan kita bisa mewujudkan apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa kita yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Menjadi seorang guru merupakan sebuah pilihan, yaitu pilihan ikut serta berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas yaitu bangsa yang mampu melihat Indonesia sekaligus memiliki kemampuan dalam mengatasi segala persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini. Persoalan kehidupan bangsa yang begitu kompleks, perlu adanya sebuah sinergi diantara semua elemen. 

Cerita Guru

Suryana ependi, S.Pd

Kunjungi Profile
1614x
Bagikan

Pendidikan merupakan penopang dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul. Karena, dengan pendidikan kita bisa mewujudkan apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa kita yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Menjadi seorang guru merupakan sebuah pilihan, yaitu pilihan ikut serta berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas yaitu bangsa yang mampu melihat Indonesia sekaligus memiliki kemampuan dalam mengatasi segala persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini. Persoalan kehidupan bangsa yang begitu kompleks, perlu adanya sebuah sinergi diantara semua elemen. 

kehidupan yang terus mengalami perkembangan sebagai sebuah tanda akan adanya kemajuan. Perkembangan teknologi merupakan salah satu persoalan yang harus kita hadapi bersama, ketidakmampuan dalam mengiringi perkembangan teknologi ini akan membawa kepada kehidupan bangsa yang tertinggal oleh bangsa lain. Kita sama-sama sadari bahwa kehidupan manusia semuanya saat ini serba teknologi. Termasuk dalam bidang pendidikan harus terintegrasi pada teknologi, kecakapan dalam teknologi dalam membangun kreativitas pembelajaran yang sangat menyenangkan merupakan bekal awal bagaimana generasi bangsa kedepan tidak gagap pada teknologi. Sehingga membuat peserta didik memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi masa depan.

Penulis yang lahir di wilayah pedesaan yang ada di kabupaten lebak, tepatnya di kampung Simpang, Desa Cibungur, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Banten. Mengenyam pendidikan pada tingkat menengah dengan sumber pembelajaran yang cukup memadai. Walaupun dengan fasilitas dan sumber pembelajaran seadanya, rasa semangat dari para pendidik merupakan bagian dari pendorong bagi penulis yang sebagai seorang peserta didik untuk terus belajar dengan memanfaatkan segala potensi yang tersedia. Penulis yang lulus di sekolah menengah atas pada tahun 2014, ikut dikagetkan pada sebuah berita kalau kabupaten Lebak kekurangan 4.000 guru. Kekurangan guru itu merupakan pendorong bagi penulis untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan pendidikan. Seorang pendidik dalam hal status sosial yang dipuji “sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Sebagai seorang yang mulia” tetapi dalam hal penghasilan sebaliknya dari pujian itu. Bagi penulis hal seperti itu bukan dijadikan sebagai sebuah halangan, karena cita-cita yang amat sederhana hanya ingin ikut serta dalam memajukan daerah khsusunya dengan ikut serta dalam bagian pendidikan.

Perjalanan perkuliahan yang amat mengesankan penulis selalu mencari cara bagaimana pengembangan diri itu harus selalu dilakukan, karena untuk membangun sumber daya manusia yang unggul itu butuh bekal yang baik. Bekal itu bukan hanya dalam pengembangan ilmu pengetahuan saja tapi dalam hal emosi juga perlu diasah, karena kita perlu sensitivitas kepedulian terhadap pendidikan sebagai senjata dalam membangun sumber daya manusia yang unggul. Pembekalan diri semasa kuliah penulis lakukan dengan aktip diberbagai organisasi, senantiasa mengikuti pelatihan, seminar dan kegiatan-kegiatan dalam membangun taman belajar bagi para penduduk yang kurang baik dalam akses kepada kegiatan belajar. Kegiatan-kegiatan seperti itu turut serta membangun kemampuan dan kepribadian bagi penulis untuk senantiasa selalu belajar.

Alhamdulillah pada tahun 2020 penulis diberikan kesempatan untuk belajar menjadi seorang pendidik di SMAN 1 Tirtayasa yang ada di kabupaten Serang, Banten. Pada tahun 2020 merupakan tahun dimana bukan hanya Indonesia tapi juga dunia dilanda virus yang membahayakan. Pandemi Virus Corona yang sering disebut Covid-19 turut serta dalam konsep perubahan sosial. Pandemi itu menjadikan manusia tidak bisa bertemua secara tatap muka dan hanya tatap maya, hal itu bukan hanya menyentuh pada bidang perekonomian saja tapi ikut menyentuh dalam bidang pendidikan. Pandemi ikut melatih masyarakat Indonesia khususnya bagi seorang pendidik untuk peduli pada perkembangan teknologi, karena pendidikan hanya bisa berjalan dengan akses penggunaan teknologi. 

Menjadi seorang guru pada masa pandemi merupakan sebuah tantangan tersendiri karena kita dihadapkan pada sebuah bagaimana pembelajaran dapat dimengerti dengan baik dengan segala fasilitas sumber daya yang tersedia. Terkadang fasilitas merupakan salah satu kendala dalam hal penerapan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Era saat ini merupakan sebuah era dimana semuanya serba teknologi termasuk pendidikan.

Sebagai seorang pendidik yang konsentrasi dalam bidang sosial khususnya bidang sejarah. Guru sejarah walaupun dalam materinya berbicara persoalan Homo Erectus atau peninggalan purba sampai pada kehidupan masa kini, bukan berarti anti terhadap perubahan. Justru sejarah mengajarkan kepada penulis bahwa kehidupan itu bersifat dinamis tidak stagnan. Karena kalau kehidupan itu bersifat stagnan kita tidak akan merasakan apa yang sedang kita alami saat ini, hal itu menjadikan penulis yang sebagai seorang pendidik selalu mengajarkan kepada peserta didik bahwa perubahan itu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Misalnya kita sampai pada perkembang teknologi yang sering disebut Revolusi Industri 4.0, kalau ada revolusi industri 4.0 berarti ada revolusi yang ke 3, 2, dan 1. Perubahan sosial salah satunya bersumber dari adanya sebuah revolusi. Selain itu sejarah mengajarkan kepada kita untuk memiliki sebuah kemampuan berpikir secara holistik, yaitu suatu metode kalau perubahan sosial bisa kita lihat dari segala aspek bukan terjadi karena aspek tunggal. Membuat pelajaran yang menarik itu merupakan bagian dari tugas sebagai seorang pendidik, menarik dan membuat peserta didik menjadi kritis misalnya dengan sebuah metode problem solving (pemecahan masalah) dengan metode ini mengajarkan kepada peserta didik untuk mampu berpikir secara kritis. Selain itu, sejarah harus mengajarkan kepada hal-hal untuk lebih bersyukur atas segala rahmat yang telah diberikan oleh Tuhan atas segala karunia yang diberikan untuk Indonesia. Melihat Indonesia sebagai sebuah negara yang dikaruniai kekayaan yang melimpah atas segala hasil buminya, karena atas hasil bumi itulah bangsa barat datang ke Nusantara. Kesadaran seperti itu sangat diperlukan supaya terbangun rasa akan cinta tanah air, sehingga kita mau mengelola atas segala sumber daya alam yang tersedia.

Perkembangan teknologi ikut andil dalam konteks perubahan sosial, karena teknologi ikut merubah kehidupan sosial masyarakat. Perkembangan teknologi ini yang merambat pada segala aspek, ikut merombak secara radikal dalam dunia usaha, pertanian, sosial, budaya dan termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam kondisi seperti ini pendidikan merupakan salah satu solusi dalam menghadapi perubahan sosial itu, walaupun kita masih bertanya “pola pendidikan seperti apa yang harus kita terapkan?”. Perubahan akan berhasil bila arah pendidikan fokus untuk menjawab tiga pertanyaan ini: pertama, “pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi macam apa diperlukan orang muda agar berhasil menghadapi disrupsi di masa depan?”, Kedua, “indikator apa saja yang bisa menunjukan bahwa lembaga pendidikan berhasil menyiapkan orang muda menghadapi masa depan?”, Ketiga, “pendidikan kepribadian semacam apa yang menjadi landasan kuat bagi pembelajar untuk menjawab tantangan ketidakpastian di masa depan?” (Haryatmoko, 2020:73).

Bagaimanapun itu, pendidikan dijadikan sebagai acuan majunya sebuah negara, karena pendidikan sangat berkaitan erat dengan pembangunan sumber daya manusia. Negara Indonesia memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa karena dengan cerdasnya masyarakat Indonesia maka akan menghantarkan rakyat indonesia kepada taraf hidup yang baik atau dalam bahasa Indonesianya menuju masyarakat sejahtera. Pola pendidikan yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, sebagaimana kita lihat dalam pendidikan kita selalu ada perombakan kurikulum. Pendidikan kita yang dihadapkan pada sebuah permasalahan yang begitu kompleks, tapi juga dengan persaingan yang bukan hanya persaingan dengan tetangga sendiri tapi meliputi persaingan antar negara. Persaingan seperti itu menghantarkan kepada sebuah model pendidikan yang mampu membawa generasi muda memiliki kemampuan atau kecakapan dalam bidangnya. Sehingga memiliki jiwa kreatif, inovatif dan memiliki daya saing. 

Kembali kepada sebuah ukuran yang ditawarkan oleh Haryatmoko, model pendidikan seperti apa yang bisa menghantarkan kepada sumber daya manusia yang unggul dalam menghadapi era digital ini. Ketika kita melihat kondisi realitas pendidikan di Indonesia baru pada taraf perkembangan. Karena pada dasarnya pendidikan bukan hanya bertujuan membangun kemampuan yang mapan, tapi harus juga didorong kepada bentukan kepribadian yang baik. Haryatmoko mengungkapkan ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh generasi muda dalam menjawab tantangan zaman. 

Yang pertama, ialah keterampilan menyampaikan gagasan dan coding literacy yaitu sebuah keterampilan dalam membaca dan menyampaikan gagasan (secara lisan, tertulis, maupun secara visual). Keterampilan dalam menyampaikan gagasan untuk era saat ini diperlukan bukan hanya kemampuan di dunia realitas saja, tetapi juga harus memiliki kemampuan dalam membaca dan menyampaikan gagasan dalam budaya digital. Karena budaya digital saat ini merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak terpisahkan, dan interaksi antar sesama juga ikut terjadi dalam budaya digital. Karena perubahan itu, maka pendidikan harus mampu memberikan jalan yang mampu membawa generasi muda kepada kebudayaan literasi yang bukan hanya membaca, tapi juga diikuti oleh kemampuan dalam menyampaikan sebuah gagasan. Budaya membaca di negara kita merupakan suatu hal yang sangat memprihatinkan karena kita selalu dibiasakan dengan tutur kata, bukan budaya menulis yang itu diwariskan secara turun menurun.

Yang kedua, ialah Penalaran Analitis, Pemikiran Kritis, dan Liberal Arts. Keterampilan ini juga sangat diperlukan oleh generasi muda yang akan datang, hal seperti itu bisa dicapai ketika kebudayaan literasi kita sudah baik. Karena pemikiran analitis dan kritis itu berawal dari cakrawala pengetahuan kita sudah mumpuni. Pendidikan kembali dituntut untuk memiliki kemampuan yang mampu membangun sebuah penalaran yang kritis yaitu sebuah kemampuan melihat, menilai dan mengevaluasi atas apa yang akan kita hadapi di masa depan. Ketika sebuah penalaran analitis itu telah sampai pada yang diharapkan maka dengan sendirinya kemampuan berpikir kritis itu akan dimiliki, yaitu sebuah kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu masalah dengan objektif dan bisa berpikir secara rasional. Dalam perkembangan dari penalaran analitis dan pemikiran kritis itu akan membawa kepada hal yang disebut Liberal Arts. 

Yang ketiga, ialah keterampilan Komunikasi dan Akses ke Informasi yaitu sebuah keterampilan memiliki rasa percaya diri dalam melakukan komunikasi untuk bernegosiasi dan memiliki perspektif sosial yang luas. Kemampuan komunikasi sangat penting karena segala sesuatu perlu kita komunikasikan. Saat ini kita dihadapkan pada akses informasi yang sangat luas, sehingga kita berkomunikasi dengan siapa aja dengan cara kita masuk pada budaya digital. Dalam hal itu kita memerlukan sebuah keterampilan dalam berkomunikasi.

Hanya beberapa bagian yang menurut penulis perlu untuk sama-sama kita pikirkan dalam mempersiapkan generasi kedepan bukan hanya memiliki kemampuan tetapi juga memiliki suatu kepribadian. karena era digital membawa kita kepada sebuah koneksi yang luas dan tak ada batasnya. Mungkin kita sama-sama bertanya apakah kemajuan teknologi ikut serta dalam membangun sebuah sumber daya manusia yang unggul. Bagaimana pola pendidikan yang perlu kita bangun dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul itu. Beberapa keterampilan seperti yang di atas, itu perlu adanya sebuah kerja sama yang luas, dengan sama-sama mendorong untuk kemajuan pendidikan di Indonesia ini.

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Alternatif Metode Pembelajaran dengan Media Pop-Up Untuk Memacu Potensi Siswa dan Memudahkan Proses
1 min
Mengajar dengan Cooperative Skrip
Menjadi Guru Inovatif Dengan Rumus 5C

Supadilah, M.Pd.

Jul 02, 2022
4 min
Mentari Terbit di Desa Paleran
Melatih Siswa Dalam Berpikir Kritis
4 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB