3 tokoh Guru Inspiratif dalam Mewujudkan Merdeka Belajar - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 24 Nov 2022

3 tokoh Guru Inspiratif dalam Mewujudkan Merdeka Belajar

“A teacher affects eternity; he can never tell where his influence stops.” – Henry Adams

Cerita Guru

Redaksi Guru Inovatif

Kunjungi Profile
2980x
Bagikan

“A teacher affects eternity; he can never tell where his influence stops.” – Henry Adams

Jasa seorang guru abadi, dia tidak akan pernah tau di mana pengaruhnya berhenti. Kurang lebih poin penting itulah yang coba disampaikan oleh Henry Adams, seorang sejarawan, jurnalis, akademisi, dan sastrawan tersohor di Amerika Serikat. Seorang guru, dengan segala keistimewaan dan kekhasannya merupakan akar dari terciptanya batang tubuh bangsa yang tangguh. Ia adalah awal dari perjalanan seorang insan. Guru adalah inspirasi, orang tua, sekaligus panutan bagi semua orang. 

Kita tentu masih mengingat betul betapa banyak tutur para guru yang menjadikan kita manusia. Kata-kata yang melembutkan sifat kita, menyejukkan perasaan kita, juga menjadikan kita seseorang yang kuat dalam kehidupan. Guru adalah bagian abadi dalam perjalanan kesuksesan kita, ia menyertai kita dengan bekal-bekal kehidupan yang memiliki sejuta makna. 

Di Indonesia, banyak kisah guru-guru hebat yang dengan segala inovasi, kerja keras, dan keberaniannya dalam pendidikan demi terciptanya anak bangsa yang berkualitas. Dalam nuansa Hari Guru Nasional, 25 November 2022, berikut kami rangkum kisah-kisah guru inspiratif yang menjadi teladan bagi kita dalam dunia pendidikan. Simak penjelasan berikut!

1. Kemerdekaan Belajar Masyarakat Pedalaman

Pada 21 November 2013 yang lalu, dunia perfilman Indonesia diwarnai dengan film bertemakan pendidikan yang berjudul Sokola Rimba. Film tersebut disutradarai oleh Riri Riza dan diproduseri oleh Mira Lesmana. Film ini mendapatkan penghargaan film terbaik Piala Maya 2013 dan film dengan pemeran utama serta anak terbaik di Indonesia Movie Awards 2014. Secara keseluruhan, jalan cerita film tersebut diangkat melalui kisah Saur Marlina Manurung atau akrab disapa Butet Manurung dalam perjuangannya mengajar anak-anak Suku Anak Dalam, Jambi. 

Cuplikan adegan dalam film Sokola Rimba (Sumber: Layar.id)

Butet Manurung lahir di Jakarta, 21 Februari 1972. Ia merupakan alumni dua program studi Universitas Padjadjaran (UNPAD), yaitu Antropologi dan Sastra Indonesia. Selama kuliah di UNPAD, ia aktif mengikuti UKM Pecinta Alam Palawa Unpad. Minatnya pada kegiatan alam mengantarkan dirinya pada lingkungan masyarakat rimba. Kedekatannya itulah yang membuat ia mempelajari lebih mendalam perihal keseharian suku-suku tertentu dalam kehidupan sehari-hari, tak terkecuali pendidikan. 

Sebagai bentuk kepeduliannya, Butet mendirikan Sokola Rimba untuk anak Suku Anak Dalam (Kubu) di Jambi. Sekolah tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi dan pembelajaran kepada Suku Kubu. Hal ini berkaitan dengan maraknya penipuan oleh "Orang Terang” sebutan untuk orang dari luar suku. Penipuan tersebut berkaitan dengan eksploitasi tanah dan kesepakatan lainnya. Hal tersebut dapat terjadi karena pada umumnya masyarakat rimba masih rawan buta aksara dan minim pengetahuan lainnya. 

Belajar alfabet (Sumber: Layar.id)

Bukti nyata dari keresahan Butet tersebut diwujudkan dengan didirikannya Sokola Rimba, sekolah non-formal untuk anak-anak Suku Dalam pada tahun 2003. Di sana, ia mengajar baca-tulis dan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Dengan adanya Sokola Rimba, Butet berharap bahwa anak Suku Dalam maupun suku-suku lainnya dapat menghadapi perubahan dan mempertahankan hak atas budaya mereka tanpa mengurangi nilai-nilai adat. 

Sokola Rimba menjadi bukti nyata bahwa pendidikan merupakan landasan dasar untuk merdeka. Pendudukan bukan bermaksud untuk memodernkan masyarakat adat, melainkan sebagai upaya untuk memerdekakan mereka dari muslihat buruk orang luar. Dengan adanya pengetahuan, Masyarakat adat dapat tetap menjaga kelestarian budaya mereka sekaligus siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan modern. 

Butet Manurung, Penggagas Sokola Rimba (Sumber: BeautInside.com)

Sangat menarik bukan? Bapak/Ibu dapat menceritakan kisah Butet maupun menonton film “Sokola Rimba” bersama siswa di kelas agar mereka termotivasi perihal kisah-kisah mengharukan dalam dunia pendidikan.

2. Guru Penakluk Lautan

Pada 25 November 2018, sebuah video guru yang berenang menyeberangi lautan sembari memegang tas viral di media sosial. Guru hebat dalam video tersebut bernama Ahmad Haris. Ia merupakan guru di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pulau Balir, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam perjuangannya untuk mengajar, Ia sehari-harinya menggunakan sepeda motor kemudian menaiki kapal untuk menuju sekolah tempat ia mengajar. Namun, situasi ombak yang tinggi seringkali membuat kapal tidak memungkinkan sehingga ia harus berenang menyeberangi lautan. 

Ahmad Haris, Sang Penakluk Lautan (Sumber: Siedoo)

Perjuangan Ahmad Haris seolah menjadi tamparan bagi kita. Dengan segala keikhlasan dan perjuangan, ia bahkan mengorbankan nyawanya agar dapat tetap mengajar siswa-siswa di sekolah. Sungguh sebuah kisah yang dapat dijadikan teladan untuk para guru dan siswa di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, mari sama-sama kita tingkatkan semangat untuk selalu berjuang dalam terciptanya pendidikan yang berkualitas. 

3. Semangat Mengajar dalam Keterbatasan

Bagi sebagian orang, keterbatasan fisik merupakan aib. Bahkan dalam keadaan yang lebih memprihatinkan, orang dengan keterbatasan fisik memilih untuk tidak sekolah karena khawatir dengan keterbatasan yang ia miliki. Namun, pada dasarnya, kekurangan fisik seharusnya bukan menjadi halangan untuk tetap eksis di masyarakat. Sebagai salah satu kisah yang dapat kita teladani perjuangannya adalah kisah Pak Untung. Pak Untung merupakan seorang guru honorer di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Miftah, Desa Batang-Batang Daya, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Pak Untung memiliki keterbatasan fisik yaitu tidak memiliki lengan. Namun, keterbatasan tersebut tidak menjadi halangan bagi dirinya untuk terus mengajar. 

Pak Untung (Sumber: Suara Jatim)

Dalam proses pembelajaran, Pak Untung menggunakan kedua kakinya untuk menulis dan mengoperasikan laptop. Di satu sisi walaupun pendapatan yang ia peroleh tidak besar, semangat Pak Untung tetap berkobar. Ia, dengan segala kekurangannya memberikan pesan yang terang bagi kita bahwa pendidikan adalah ruang utama bagi terciptanya anak bangsa yang terdidik. Selain itu, melalui semangatnya Pak Untung telah menegasi bahwa masyarakat dengan keadaan fisik yang terbatas dapat terinklusikan dalam masyarakat pada umumnya. Sebuah kisah yang membangkitkan semangat dalam dunia pendidikan. 

Masih banyak kisah-kisah luar biasa para guru dalam pendidikan. Pada dasarnya, semua guru adalah teladan, pahlawan, dan inspirasi bagi semua siswa. Dalam momentum Hari Guru Nasional, kami ucapkan selamat untuk para guru atas dedikasi yang luar biasa. Jasamu terkenang, abadi dalam setiap langkah kami. 

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Pendidikan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia di Era Digital
7 min
Kisah Saya Menjadi Guru Bahasa Jawa

Dra. Sri Suprapti

Apr 11, 2022
4 min
Panggilan Hati
1 min
Guru PAUD yang Inovasi, Inovatif, dan Menyenangkan di Era Digital
5 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB